Ternyata dukungan Anggun terhadap pendidikan di tingkat keluarga

banner 468x60

JAKARTA – Dalam rangka Hari Pendidikan Nasional, topik kebebasan belajar menjadi sorotan, bersamaan dengan konsep kesetaraan dalam pendidikan. Meskipun hak setiap individu untuk mengakses pendidikan berkualitas tanpa diskriminasi telah diakui, namun kenyataannya masih terdapat perbedaan. Fokusnya adalah pada tantangan kesetaraan gender dan lingkungan yang aman dalam pendidikan. Tindak kekerasan, praktik diskriminatif dan perbedaan pendidikan antara anak laki-laki dan perempuan masih terjadi di lingkungan sekolah.

Baca juga:

banner 336x280

Meningkatkan literasi dan pemanfaatan teknologi, kunci masa depan pendidikan di era digital

Melihat tantangan tersebut, pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan. Tujuan dari upaya ini adalah untuk mencegah kekerasan dan menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman, serta menumbuhkan rasa saling menghormati antara siswa, guru, dan tenaga pengajar, yang merupakan bentuk kebebasan dalam belajar.

Sejalan dengan semangat tersebut, Procter & Gamble (P&G) Indonesia kembali menegaskan komitmennya dalam mendorong pendidikan inklusif melalui program We See Equal (WSE). Selama kurang lebih 6 tahun berjalan bekerjasama dengan Save the Children Indonesia wilayah Jawa Barat yaitu Kabupaten Bandung dan Cianjur, program We See Equal berupaya memberdayakan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang setara, aman, dan positif gender agar generasi mendatang dapat tumbuh. dan berkembang dengan aman.

Baca juga:

Kisah Ki Hadjar Dewantara Akan Difilmkan, Siapakah Pemeran Utama yang Cocok?

Selaku Presiden Direktur P&G Indonesia, Saranathan Ramaswamy menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung Hari Pendidikan Nasional dengan terus memperjuangkan pendidikan yang setara, aman, dan positif gender. Menurutnya, pendidikan bukan hanya kunci, tapi juga harapan masa depan yang lebih baik, dan setiap anak berhak mendapatkannya, apapun jenis kelamin dan asal usulnya. Sejalan dengan semangat pemerintah, P&G Indonesia juga berkontribusi positif untuk memastikan setiap anak mempunyai akses yang sama terhadap pendidikan yang berkualitas, setara dan inklusif. Melalui program We See Equal, kami bekerja sama dengan Save the Children untuk menciptakan lingkungan yang setara, positif gender, dan aman bagi mereka.

Baca juga:

Maudy Ayunda yang memfilmkan kisah Ki Hadjar Dewantar memulai debutnya sebagai produser

“Ini adalah cara kami untuk terus hadir bersama anak-anak Indonesia dan mendukung mereka untuk memiliki akses yang sama terhadap kualitas hidup yang lebih baik saat ini dan di masa depan,” jelas Saranathan.

Dalam program Kita lihat sama rata, kami berupaya tidak hanya membentuk karakter positif siswa di sekolah, namun juga mengedukasi orang tua dalam mendidik anak remajanya. Peran orang tua sangat penting dalam membentuk karakter positif anak. Namun, hal tersebut terhambat oleh rumitnya tantangan yang dihadapi orang tua dalam mendidik anak remajanya. Dalam mengatasi permasalahan ini, Save the Children akan memberikan beberapa poin akses penting yang dapat diterapkan oleh orang tua untuk mendukung pendidikan dan pengasuhan anak yang aman, adil dan positif gender, seperti:

● Menerapkan disiplin positif, artinya mendisiplinkan anak tanpa kekerasan dengan memberikan kehangatan dan bimbingan dari orang tua. Anak merasa aman, nyaman, perasaan dan gagasannya dihormati tanpa rasa takut dan tekanan sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara sehat dan optimal. Disiplin positif mengamalkan nilai-nilai saling menghormati, kesetaraan dan keadilan gender, dimana laki-laki dan perempuan mempunyai kesempatan dan penghargaan yang sama untuk tumbuh kembang yang sehat dan optimal.

● Memahami kebutuhan anak sesuai tahapan usianya. Setiap tahapan usia mempunyai karakteristik dan kebutuhannya masing-masing, misalnya saja masa remaja merupakan masa dimana anak suka mencari tantangan dan resiko, lebih dekat dengan teman-temannya, sedang dalam tahap pencarian jati diri, sehingga perlu direspon. dengan memberikan kepercayaan, menjelaskan akibat dari setiap perilaku, baik positif maupun negatif.

● Komunikasi dua arah yang interaktif dimana orang tua memberikan kesempatan kepada anak, baik laki-laki maupun perempuan, untuk mengekspresikan diri, sehingga mendorong anak untuk terbuka kepada orang tuanya tanpa takut dihakimi atau diabaikan.

Pada pola asuh yang mengedepankan kepentingan anak, orang tua mempunyai hubungan yang erat dengan anak, sehingga pola asuh ini mendukung pertumbuhan emosi dan kognitif anak serta terhindar dari resiko terjadinya masalah perilaku, karena anak diberikan pengertian dan pemahaman. konsekuensi dari tindakan mereka dan merasa lebih bertanggung jawab atas tindakan Anda.

Tata Sudrajat, selaku Interim Head of Advocacy, Campaigns, Communications and Media Save the Children Indonesia mengatakan: “Pola asuh yang positif menjamin pertumbuhan dan perkembangan anak sehat, aman dan bebas dari kekerasan atau hukuman yang merendahkan martabat dan harga diri anak. dengan hak-hak mereka. Melalui program Wee See Equal, orang tua dan pengasuh dilatih mengenai pola asuh positif, dimana mereka belajar memahami pentingnya tujuan pengasuhan, cara memberikan kehangatan dan bimbingan, memahami apa yang dirasakan dan dipikirkan anak selama tumbuh kembang anak, serta cara memecahkan masalah. dan ciptakan komunikasi penuh hormat dengan anak. Kami berharap program We See Equal bersama orang tua, wali, sekolah dan masyarakat dapat memajukan dan melindungi hak-hak anak.”

Menanggapi langkah positif yang dilakukan P&G Indonesia dan Save the Children, Anggun selaku brand Ambassador Pantene, salah satu produk perawatan rambut P&G yang juga seorang ibu, menekankan pentingnya pendidikan untuk masa depan anak dengan menyatakan, “Sebagai seorang ibu, pendidikan anak adalah prioritas Hal utama bagi saya Pengalaman pribadi membesarkan anak perempuan membuat saya percaya bahwa setiap anak berhak atas kesempatan yang sama dalam hal pendidikan berkualitas, tanpa memandang gender dan identitas, terutama di era ketika teknologi digital digunakan. dalam proses pembelajaran. platform dimana dia mempunyai akses terhadap berbagai sumber sesuatu, saya sebagai orang tua harus terus belajar dan mengikuti hal-hal baru agar saya dapat terus mendukung pendidikan anak saya. seperti membacakan buku-buku yang disukainya, memberikan ruang baginya untuk tetap bereksplorasi dengan caranya sendiri, namun tetap dengan bimbingan dan arahan dari orang tuanya. Melihat langkah positif yang dilakukan P&G Indonesia dan Save the Children melalui program We See Equal sungguh menginspirasi saya. Saya sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan untuk mengedepankan pendidikan yang setara, aman, dan positif gender, karena dapat memberikan harapan baru bagi masa depan anak-anak Indonesia.”

Melalui program We See Equal, P&G dan Save the Children berhasil memberdayakan 80 sekolah, 26.998 anak, 1.874 guru dan 2.990 orang tua serta mencakup 11 desa dengan partisipasi 551 tokoh masyarakat, 77 pegawai pemerintah dan 11 forum anak di Kabupaten Cianjur. dan Kabupaten Bandung. Selain itu, program ini juga berhasil membentuk Forum Anak Desa di bawah kepemimpinan WSE sebagai wadah bagi anak-anak untuk menyampaikan kebutuhan dan gagasannya, terutama yang berkaitan dengan kesejahteraannya. Melihat dampak positifnya, Pemerintah Kabupaten Cianjur dan Pemerintah Kabupaten Bandung berinisiatif untuk mereplikasi penerapan modul WSE di lebih banyak sekolah.

Sebagai kelanjutan komitmennya, P&G bersama Save the Children saat ini sedang mengevaluasi dan merencanakan program We See Equal tahap keempat. Langkah ini merupakan upaya konkrit untuk menjamin kesinambungan terciptanya lingkungan yang setara, positif gender, dan aman bagi tumbuh kembang anak.

Sisi lain

● Menerapkan disiplin positif, artinya mendisiplinkan anak tanpa kekerasan dengan memberikan kehangatan dan bimbingan dari orang tua. Anak merasa aman, nyaman, perasaan dan gagasannya dihargai tanpa rasa takut dan tekanan sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara sehat dan optimal. Disiplin positif mengamalkan nilai-nilai saling menghormati, kesetaraan dan keadilan gender, dimana baik laki-laki maupun perempuan mempunyai kesempatan dan penghargaan yang sama untuk tumbuh kembang yang sehat dan optimal.

Sisi lain



Quoted From Many Source

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *