Guru Idaman, Di Manakah Gerangan | Guru. Satu kata yang memiliki makna yang mendalam. Banyak yang bilang guru itu pahlawan tanpa tanda jasa. Tetapi apakah semua guru mendapatkan gelar tersebut dari para muridnya? Ternyata tidak. Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi dengan sangat pesat, ternyata guru semakin kehilangan arti di mata para murid.
Pandangan bahwa guru adalah segalanya semakin hari semakin memudar. Mengapa demikian? Ternyata alasan terbesar guru tidak lagi menjadi seorang yang paling berjasa dalam kehidupan muridnya adalah tidak tercapainya kriteria seorang guru yang baik di mata murid-muridnya.
Bagaimana kriteria seorang guru yang baik itu? Menurut saya pribadi, seorang guru yang baik harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
Menyadari betul perannya sebagai seorang guru dan menikmatinya
Seorang guru yang baik seharusnya menyadari dan menikmati perannya sebagai seorang guru. Banyak guru yang menyadari perannya hanya sebatas mengajar, bukan mendidik; juga menyesuaikan apa yang dilakukannya dengan honor yang diterima. Jika honornya rendah, maka cara mengajarnya juga asal-asalan. Hal yang demikianlah yang menyebabkan murid-murid tidak menyukai guru-gurunya. Selain itu, hal penting lagi adalah menikmati perannya. Seorang guru yang menikmati perannya akan selalu menyerahkan dirinya dan hatinya secara utuh bagi murid-muridnya karena memang itulah tugasnya dalam masyarakat. Kebanyakan guru hanya menjalankan perannya tanpa menikmatinya, bahkan sering bersungut-sungut karena banyaknya pekerjaan yang harus dikerjakan, atau karena susahnya mengajar dan mengatur murid-muridnya.
Bijak, disiplin, tegas, toleran
Seorang bijak akan selalu dicari orang seumur hidupnya. Pernah mendengar pepatah tersebut? Seorang guru diharapkan juga memiliki kebijaksanaan dalam menjalankan tugasnya. Melakukan sesuatu dengan memikirkan posotif dan negatifnya. Murid juga patut dihargai. Yang kedua adalah disiplin. Bagaimana murid dapat menjadi disiplin jika guru tidak disiplin? Entah mengapa, seiring bertambah rentanya bumi ini, semua orang menjadi semakin malas dan tidak disiplin. Apa ruginya sih, bersikap disiplin? Bukan hanya murid yang harus berdisiplin, guru juga. Sayangnya tidak banyak aturan-aturan yang diciptakan sekolah untuk mendisiplinkan guru-guru. Selanjutnya, tegas.
Hal ini sangat penting dimiliki oleh seorang guru. Kenyataan di masyarakat, guru-guru yang belum tetap, alias baru mengajar, biasanya tidak dapat menunjukkan sikap tegas di depan para muridnya, sehingga seringkali diremehkan. Jika guru sudah diremehkan, siapa lagi yang akan mengatur murid? Semuanya akan jadi kacau balau, dan pelajaran tidak akan dapat diterima dengan baik. Toleran. Seorang guru harus memiliki sikap yang satu ini. Memang, kebanyakan guru sudah dapat menyatakan sikap toleran ini kepada murid-muridnya, tetapi masih ada juga guru yang sama sekali tidak toleran. Guru-guru yang perfeksionis, galak, dan pelit tidak akan pernah masuk dalam kategori guru yang baik.
Ramah dan dekat dengan muridnya
Tegas dan galak berbeda. Guru yang baik memang harus tegas, tetapi tidak boleh galak. Guru yang baik harus ramah terhadap semua orang, terutama murid-muridnya. Guru yang ramah akan cepat mengenal murid-muridnya dan dikenal oleh murid-muridnya. Jika antara guru dan murid sudah saling mengenal dengan baik, maka proses belajar mengajar akan dapat berlangsung dengan baik. Jika seorang guru bersikap ramah, ia akan disukai oleh murid-muridnya, maka pelajarannya pun akan terasa menyenangkan, walaupun guru mengajar pelajaran yang sulit, seperti Matematika. Guru pun harus berusaha mendekatkan diri dengan murid-muridnya, agar komunikasi dapat berlangsung dengan baik dan antara guru dan murid dapat saling bertukar pendapat dan saling melengkapi.
Menguasai materi
Seorang guru sudah sepatutnya menguasai materi. Tetapi tidak jarang ditemukan guru-guru yang sebenarnya kurang menguasai materi, sehingga materi yang diajarkan menjadi tidak dapat dimengerti oleh murid-muridnya. Apalagi jika guru tersebut menyelewengkan materi, sangat berbahaya. Bisa-bisa seumur hidupnya seorang murid akan salah paham mengenai suatu materi, dan ini sangat fatal.
Memberi dukungan dan semangat
Dukungan dan semangat sangat penting bagi seorang murid, terutama yang kurang mampu dalam bidang akademis. Hal ini sudah selayaknya diketahui oleh seorang guru dan diterapkan dalam proses pengajarannya. Seorang guru selain mengajar juga harus mampu menjadi seorang penyemangat bagi murid-muridnya. Begitu pula dengan guru itu sendiri. Ia harus mampu mengajar dengan penuh semangat dan antusias, sehingga antusiasme dari guru tersebut akan menular kepada murid-murid yang dididiknya.
Tidak begitu susah, kan? Guru-guru yang memenuhi aspek-aspek di atas paling tidak sudah menjadi seorang guru yang ‘perfect’ versi saya. Walaupun saya tidak pernah merasakannya, saya paham benar, bahwa menjadi seorang guru itu tidak mudah. Butuh perjuangan yang besar.
Oleh sebab itu, kembali kepada murid sendiri, bagaimana kita menanggapi pengorbanan seorang guru yang begitu besar bagi kita? Sudah sepantasnya pengabdian kita kita persembahkan bagi semua guru yang pernah mendidik kita, dengan menjadi orang yang sukses dan berkualitas. Niscaya, tanpa kita ketahui, senyum bangga dari para guru akan terlukis di wajah mereka. Guru memang pahlawan yang tidak sapat terbalaskan jasanya. Untuk para guru di seluruh tanah air, semangat!