Apabila teman-teman lagi membutuhkan jawaban atas pertanyaan: Najis sedang disebut vablah Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat! Artikan sifat-sifat All…, maka teman-teman ada di artikel yang benar.
Di halaman ini ada beberapa jawaban mengenai soal tersebut. Silahkan lanjutkan membaca …
——————
Pertanyaan
Najis sedang disebut vablah Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat! Artikan sifat-sifat Allah SWT berikut ini: Ar-Rahman, Ar-Rahim, Al-Malik! Jawab: Tuliskan tanda baca di dalam Al-Qur’an paling sedikit 3 macam! jawab: pa sebabnya istri dan putra Nabi Nuh A.S tenggelam dalam banjir! awab: uliskan Surah Al-Fatihah avat 2! ewab:… elinlah kata “surabaya” dengan huruf hijaiyah! wab:….
Solusi #1 untuk Soal: Najis sedang disebut vablah Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat! Artikan sifat-sifat Allah SWT berikut ini: Ar-Rahman, Ar-Rahim, Al-Malik! Jawab: Tuliskan tanda baca di dalam Al-Qur’an paling sedikit 3 macam! jawab: pa sebabnya istri dan putra Nabi Nuh A.S tenggelam dalam banjir! awab: uliskan Surah Al-Fatihah avat 2! ewab:… elinlah kata “surabaya” dengan huruf hijaiyah! wab:….
Ar-rahman artinya Yang maha pengasih
Ar-Rahiim artinya Yang maha penyayang
Al-malik artinya Yang maha raja
Yaitu tanda kasrah,fathah,dan dhommah
Istri Nabi Nuh tidak beriman kepadanya, sehingga ia tidak ikut menaiki perahu. Salah seorang anaknya yang menyembunyikan kekafirannya, dengan menampakkan keimanan di depan Nabi Nuh pun tidak ikut dalam perahu itu. Mayoritas kaum Nabi Nuh waktu itu tidak beriman, sehingga mereka tidak ikut serta. Ibnu Abbas berkata, “Hanya 80 orang dari kaum Nabi Nuh yang beriman kepadanya.”
Air mulai meninggi, keluar dari celah-celah bumi. Sementara dari langit turunlah hujan yang sangat deras. Hujan semacam ini belum pernah turun sebelumnya, bahkan tidak akan pernah turun lagi sesudahnya. Maka laut pun bergolak, ombaknya menerpa apa saja dan menyapu isi bumi.
Banjir bandang terjadi dimana-mana, airpun meninggi di atas kepala manusia, melampaui ketinggian pohon yang paling tinggi, bahkan puncak gunung pun akhirnya tenggelam. Akhirnya seluruh permukaan bumi diselimuti oleh air, tak ada satupun yang selamat, kecuali yang ikut berlayar bersama perahu Nabi Nuh.
Demikianlah Allah azza wajalla menurunkan azabnya ke muka bumi. Azab itu diturunkan lantaran semua umat manusia telah berpaling dari Tuhannya.
Topan yang dialami Nabi Nuh terus berlanjut dalam beberapa zaman, kita tidak dapat mengetahui batasnya. Kemudian datanglah perintah Allah, agar langit menghentikan hujannya dan bumi tetap tenang hingga dapat menelan air bah itu.
Dan difirmankan, “Hai bumi, telanlah airmu, dan hai langit (hujan), berhentilah.” Dan airpun disurutkan, perintah pun diselesaikan, dan bahtera itu pun berlabuh di atas bukit Judi. Dan dikatakan, binasalah orang-orang yang zalim (QS. Hud: 44), yakni kehancuran bagi kaum Nabi Nuh yang ingkar terhadap firman Allah. Dengan begitu bumi telah dibersihkan dari mereka.
Disebutkan oleh pengarang kitab Ambiya Allah, hari berlabuhnya perahu Nabi Nuh di atas bukit Judi terjadi pada Asyura (hari ke 10 bulan Muharram).
Putra Nabi Nuh Ikut Tenggelam
Ketika air bah dan banjir bandang kian kencang, Nabi Nuh menyuruh kaumnya yang beriman, “Naiklah kamu sekalian ke dalam bahtera dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya.” (QS. Hud: 41). Sementara itu sebagian besar kaum Nabi Nuh yang tidak beriman mencari selamat dengan mendaki gunung yang paling tinggi.
Di antara kaumnya itu, di tempat terpencil dan jauh, Nabi Nuh melihat anak kesayangannya. Nabi Nuh tidak mengetahui, saat itu putranya menjadi kafir. Ia benar-benar tidak mengetahui seberapa jauh bagian keimanan yang ada pada anaknya.
Lalu tergeraklah naluri kasih sayang seorang ayah. Maka Nabi Nuh pun berseru kepada Tuhannya. “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar, dan Engkaulah hakim yang seadil-adilnya.” (QS. Hud: 45)
Dan Nabi Nuh pun menyeru kepada anaknya. “Hai anakku, naiklah (ke Perahu) bersama kami, dan janganlah kamu berada bersama orang-orang kafir.” Mendengar ajakan ayahnya, anaknya pun menjawab. “Aku akan mencari perlindungan ke atas Gunung yang dapat memeliharaku dari air bah.” Namun, Nabi Nuh berkata, “Tidak ada yang bisa melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) yang maha Penyayang.” (QS. Hud: 43). Tiba-tiba gelombang menggulung dan menjadi penghalang percakapan diantara keduanya. Maka jadilah anak Nabi Nuh termasuk orang yang ditenggelamkan.
Nabi Nuh AS ingin berkata kepada Allah SWT, anaknya termasuk dalam keluarganya yang beriman, sedangkan Allah telah berjanji akan menyelamatkan keluarganya yang beriman. Tetapi Allah berkata dan menjelaskan kepada Nabi Nuh keadaan yang sebenarnya. Anak Nabi Nuh hanya berpura-pura beriman di hadapan ayahnya.
“Hai Nuh, sesungguhnya dia tidak termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan). Sesungguhnya perbuatannya tidak baik. Sebab itu, janganlah engkau memohon kepadaku, sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakikatnya). Aku peringatkan kepadamu, janganlah kamu termasuk orang-orang yanag tidak berpengetahuan.” (QS. Hud: 46).
Di sini terdapat pelajaran penting yang terkandung dalam ayat-ayat yang mulia itu. Allah ingin berkata Nabi nya yang mulia itu, anaknya tidak termasuk dalam keluarganya karena ia tidak beriman kepada Allah SWT. Hubungan darah bukanlah hubungan hakiki di antara manusia, sebab anak seorang Nabi pada hakikatnya adalah yang meyakini akidah, yaitu yang mengikuti Allah SWT dan Nabi-Nya, bukan yang menghindar, bukan pula yang menentangnya.
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
سورابايا
Penjelasan:
Maaf juga bisa jawab segini
yang penyebab nya kmu bisa ringkas aj ya^^
semoga bermanfaat dan membantu ✨
——————
Nah itulah solusi tentang Najis sedang disebut vablah Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat! Artikan sifat-sifat All…, semoga dengan jawaban di atas bisa membantu menjawab pertanyaan kamu.
Mungkin sobat masih punya pertanyaan yang lain, silahkan gunakan menu pencarian yang ada di halaman ini.