Jika sobat sedang memerlukan jawaban dari soal: “Ubah cerita hikayat si miskin kedalam cerpen”, maka kamu sudah berada di artikel yang tepat.
Di halaman ini tersedia beberapa solusi tentang soal itu. Yuk lanjutkan membaca …
——————
Pertanyaan
Ubah cerita hikayat si miskin kedalam cerpen
Solusi #1 untuk Pertanyaan: Ubah cerita hikayat si miskin kedalam cerpen
Cerita pendek adalah cerita yang menurut wujud fisiknya berbentuk pendek, yang habis dibaca dalam waktu sekitar sepuluh menit atau setengah jam, jumlah katanya sekitar 500 hingga 5.000 kata. Oleh karena itu, cerita pendek sering diungkapkan dengan “cerita yang dapat dibaca dalam sekali duduk”.
Pembahasan
Keberuntungan Si Miskin (karena perubahan bentuk dari hikayat ke cerpen, sehingga judulnya berbeda)
Pagi itu terasa berbeda. Istrinya merebus singkong yang ditaburi dengan gula jawa dan parutan kelapa muda. Biasanya hanya rebusan singkong tawar temannya berladang di hutan.
“Kak, aku ingin buah mempelam yang ditanam di taman raja,” kata istrinya tiba-tiba.
“Hah! Ketemu berapa perkara kamu ingin buah mempelam, Dik? Dari taman raja? Kamu mau membunuhku ya?” kata Si Miskin marah.
“Aku hamil, Kak,” kata si istri pelan sambil menundukkan kepala.
Si Miskin terduduk dan terdiam. Setelah sekian lama mereka berumah tangga, akhirnya Tuhan memberikan percayaNya kepadanya. Tetapi kenapa saat ini?
“Ayolah, Kak, aku ingin buah mempelam,” rengek istrinya sambil menangis.
“Jangankan Raja, Dik. Orang-orang kampung akan mengusir kita jika kita menampakkan batang hidung kita,” kata Si Miskin menghela napas berat.
“Kak!” teriak istrinya sambil mennagis sekencang-kencangnya.
“Baiklah! Baiklah! Akan Kakak cari buah mempelam,” kata Si Miskin beranjak pergi.
Pelan-pelan ia mendekati pasar. Ada rasa takut apabila ia diusir oleh orang-orang pasar lagi. Tapi entah kenapa, sepi sekali pasar pagi ini.
“Hei! Ngapain kamu ke sini? Mau mengemis ya?” tanya penjual buah.
“Pak, tolong saya. Beri saya sebuah saja, buah mempelam bapak yang sudah busuk. Istri saya sedang hamil, Pak. Tapi saya tidak punya uang untuk membelinya, Pak. Lebih baik saya meminta daripada harus mencuri, Pak,” kata Si Miskin memohon belas kasih.
Penjual buah terharu mendengar permintaan Si Miskin. Diberikannya dua buah mempelam yang bagus dan beberapa buah lainnya. Seorang ibu yang lewat pun mendengarkannya. Hatinya tersentuh mendengarkan permintaan Si Miskin. Diberinya nasi lengkap dengan lauknya kepada Si Miskin. Penjual kain yang mendengarkannya juga merasa iba. Ia memberikan beberapa potongan kain.
—-
“Dik, ini buah mempelamnya!’ teriak Si Miskin dari kejauhan.
Istrinya berlari menyambutnya dan melihat buah mempelam yang dibawa Si Miskin.
“Ini bukan buah mempelam dari taman raja! Aku tidak mau!” kata istrinya sambil melempar buah mempelamnya. “Aku mau buah mempelam dari taman raja! Titik!”
Si Miskin hanya bisa menghela napas. IIa membulatkan tekad. Tak apalah harus dihukum oleh sang raja, yang penting ia harus berusaha demi buah hatinya.
Di istana sedang diadakan pertemuan dengan para hulubalang dan bangsawan.
“Ada apa, pengawal? Ada keramaian apa?” tanya sang raja.
“Ada orang miskin yang memaksa ingin bertemu dengan Tuanku.’
“Kenapa bisa seramai itu? Bawalah ia ke sini,” perintah sang raja.
Dibawalah Si Miskin ke hadapan sang raja dengan luka-luka di seluruh tubuhnya.
“Apa yang membawamu ke sini hingga seperti itu?” tanya sang raja dengan bijaksana.
“Ampuni hamba, Tuanku. Istri hamba sedang hamil, Tuanku, dan ia menginginkan buah mempelam dari taman raja. Ampuni hamba yang tak tahu diri, Tuanku. Saya memohon sebuah saja, Tuanku, yang sudah jatuh ke tanah pun tak apa-apa,” kata Si Miskin sambil bersujud.
Raja tersentuh dengan ucapannya Ia memerintahkan pengawalnya untuk mengambil setangkai buah mempelam. Betapa senangnya hati Si Miskin. Ia pun pulang dengan berlari, membayangkan istrinya akan tertawa snang melihat apa yang ia bawa.
—
Sebulan pun berlalu. Pagi ini pun istrinya bertingkah aneh. Istrinya menanak nasi dan menggoreng telur. Ia heran, darimana telur itu.
“Kak, aku ingin buah nangka dari taman raja,” kata istrinya merayu.
“Lagi?” tanya Si Miskin hampir terjatuh dari kursinya.
“Ayolah, Kak. Ini bukan keinginanku. Ini keinginan anak kita,” rengek istrinya.
Tubuhnya terasa lemas. Ia menarik dalam-dalam, seolah-olah mengisi tubuhnya dengan udara. Dengan berat ia melangkah ke luar rumah.
—
“Ijinkan saya menemui sang raja. Ini yang terakhir,” pinta Si Miskin.
“Tidak tahu malu! Orang miskin seperti kamu ingin bertemu dengan raja? ” kata si pengawal sambil menendangnya.
Tiba-tiba gerbang istana terbuka. Tampak sang raja hendak keluar istana.
“Ada apa ini?” tanya sang raja.
“Ampuni hamba, Tuanku. Ini Si Miskin ingin bertemu dengan Tuanku,” kata si pengawal.
“Kamu lagi?” tanya sang raja.
“Ampuni hamba, Tuanku. Istri hamba menginginkan nangka dari taman Tuanku,” kata Si Miskin sambil menunduk.
(Karena keterbatasan karakter, kelanjutan cerita ada di kolom komentar)
Pelajari lebih lanjut
Ringkasan Hikayat Si Miskin, dapat dilihat di: https://brainly.co.id/tugas/12592241
——————————
Detil Jawaban
Kelas: X
Mapel: Bahasa Indonesia
Bab: Melestarikan Nilai Kearifan Lokal Melalui Cerita Rakyat (Bab 4)
Kode: 10.1.4
Kata Kunci: Cerita rakyat, hikayat, Hikayat Si Miskin, mengubah Hikayat Si Miskin menjadi cerpen
——————
Demikianlah jawaban tentang Ubah cerita hikayat si miskin kedalam cerpen, semoga dengan solusi di atas dapat membantu memecahkan soal kamu.
Apabila sobat masih memiliki pertanyaan lainnya, tak usah ragu pakai tombol pencarian yang ada di artikel ini.