Kunci Sukses Agar Efektif dan Berkonsentrasi Dalam Belajar | Sebagai Pelajar, kita dituntut untuk dapat menjalankan kewajiban, yaitu belajar. Hampir setiap harinya kita mempelajari suatu hal yang baru. Baik yang didapat dari sekolah maupun dari alam sekitar. Bahkan, belajar tidak hanya untuk pelajar atau anak-anak yang masih bersekolah saja, tetapi juga orang yang sudah bekerja atau lansia pun masih belajar. Hal ini menunjukan bahwa manusia memang mempunyai naluri untuk belajar.
Lihat saja nenek moyang kita dulu, mereka pada awalnya sangat asing dengan bumi ini, tetapi karena mereka mau mencoba untuk terus beradaptasi dan mengenal lingkungan, mereka pun akhirnya dapat menyesuaikan diri. Dari yang hidup berpindah-pindah menjadi hidup menetap. Dari yang berburu dan meramu, menjadi bercocok tanam dan berternak. Dari situ pula mereka belajar bagaimana cara memproduksi makanan.
Nah, kita pun tentunya memerlukan belajar bukan? Untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar, untuk mengetahui hal baru, dan sekalipun untuk menjawab rasa penasaran kita terhadap sesuatu.
Di zaman yang sudah maju dan modern ini, perkembangan teknologi dan informasi semakin berkembang pesat. Salah satunya keberadaan internet yang tengah menjamur di kalangan pelajar. Sayangnya keberadaan teknologi tersebut dalam realita saat ini, banyak disalahgunakan oleh pelajar. Mereka cenderung menggunakan internet hanya untuk berjejaring sosial atau bermain game online, tidak untuk mengakses situs yang mendukung mereka dalam belajar.
Teknologi tersebut ternyata membuat pelajar semakin malas belajar. Memang pergaulan saat ini telah menuntut kita untuk dapat bersosialisasi baik melalui dunia maya maupun dunia nyata. Tetapi hal itu tidak serta-merta membuat kita menjadi malas belajar. Kita boleh saja bergaul dengan teman melalui dunia maya atau bermain game online, asalkan dengan pembagian waktu yang baik. Contohnya saja, kita boleh berjejaring sosial atau bermain game online ketika akhir pekan atau setiap hari libur saja. Namun, apabila kita tidak pintar dalam membagi waktu tersebut, tentu kegiatan belajar kita pun tidak efektif. Karena kita terus-menerus memikirkan tentang status teman-teman di facebook atau twitter. Kita pun menjadi tidak bisa berkonsentrasi dan tidak fokus, sehingga kita tidak mengerti apa yang dipelajari. Tentu ini hanya membuang waktu kita saja. Oleh karena itu, membagi waktu dalam belajar sangat memengaruhi keefektifan kita dalam belajar.
Lalu bagaimanakah cara membagi waktu yang baik untuk dapat belajar dan berjejaring sosial atau bermain game online? Dan bagaimana pula caranya agar dapat berkonsentrasi dan fokus dalam belajar? Berikut ada beberapa tips yang dapat dilakukan untuk kalian agar dapat membagi waktu yang baik dan berkonsentrasi dalam belajar.
Dalam seminggu kita hanya memiliki 7 hari dan dalam sehari kita pun hanya memiliki waktu 24 jam. Tak bisa diperpanjang menjadi 8 hari atau 25 jam. Dalam melakukan aktivitas sehari-hari, kita pun dituntut untuk dapat membagi waktu dengan baik, sehingga apa yang kita kerjakan menjadi efektif dan efisien. Terutama membagi waktu untuk belajar dan berjejaring sosial atau bermain game online. Seringkali ada saja godaan yang membuat kita sulit untuk membagi waktu yang baik itu. Misalnya saja, ketika kita sudah menyusun rencana bahwa hari ini akan mengerjakan tugas atau PR (Pekerjaan Rumah), lalu tiba-tiba teman kita mengirim pesan via telepon genggam memberitahu untuk membuka akun twitter kita karena ada masalah serius antara dirinya dan pacarnya. Dan Ia meminta kesediaan kita untuk dapat memberikan solusi kepadanya.
Sangat menggangu bukan? Kita pun akhirnya menjadi bimbang, di satu sisi kita ingin belajar untuk meningkatkan prestasi di sekolah, tetapi di sisi lain teman yang sedang dalam masalah membutuhkan bantuan kita. Lalu apakah yang dapat kita lakukan untuk mengatasinya? Sederhana aja,
Pertama ialah komitmen dalam diri. Apabila kita sudah merencakan bahwa hari ini atau esok kita harus belajar, maka belajarlah. Persoalan mengenai permasalahan teman kita atau yang lainnya dapat kita tunda terlebih dahulu. Karena, apabila kita mementingkan permasalahan teman, kita justru akan hanyut didalamnya. Mungkin saja, permasalahan tersebut tidak akan selesai hari itu juga, bisa saja masih berlanjut esok harinya.
Kita yang tadinya berniat belajar malah menjadi seorang mediator yang berusaha mencari solusi masalah teman. Namun, sebaliknya apabila kita telah berkomitmen dalam diri untuk belajar, kita pasti akan belajar sungguh-sungguh pada hari itu juga, sehingga esoknya kita bisa memecahkan solusi masalah teman. Lebih efektif bukan? Sebagai bentuk permintaan maaf, Kita dapat mengatakan kepada teman kita bahwa kita tidak bisa membuka akun twitter kita pada hari ini disebabkan ada persoalan penting yang harus diselesaikan, yaitu belajar dan hanya bisa membuka akun twitter keesokan harinya. Tentu teman kita pun akan memakluminya. Apabila tidak, katakan kepada dirinya untuk mencari temannya yang lain yang dapat mencarikan solusi untuk dirinya.
Sekarang masalah teman sudah selesai. Lalu apa lagi yang mengganggu kita dalam belajar? Ya, sulit berkonsentrasi. Kesulitan dalam berkonsentrasi membuat kita tidak fokus dalam belajar dan menjadikan belajar kita tidak efektif. Lalu apakah faktor yang menyebabkan kita bisa seperti itu? Sangat banyak. Pertama faktor yang berasal dari diri kita sendiri (internal). Contoh, bagi kalian yang sering bermain game online yang biasanya terlalu lama bermain (apalagi hingga larut malam) ketika akhir pekan, dapat membuat konsentrasi belajar pada hari senin atau hari selanjutnya turun. Mengapa? Karena ketika kita sudah mulai melakukan aktivitas seperti biasa kembali yaitu bersekolah, kondisi pikiran kita masih belum siap untuk menjalaninya. Misalnya saja, ketika kita sedang memperhatikan guru yang sedang menerangkan pelajaran.
Dalam hal ini, indra penglihatan kita (mata) memang melihat ke papan tulis, tetapi belum tentu pikiran dan indra pendengaran kita memperhatikan dengan jelas apa yang sedang diterangkan guru kita. Mungkin saja, ketika itu pikiran kita sedang menerawang jauh ke game online yang baru dimainkan semalam. Kita memikirkan apakah kita akan kalah kembali dalam pertandingan selanjutnya? Atau apakah nantinya kita akan menang? Hal ini biasanya sering berputar-putar dalam benak kita sehingga membuat kita tidak berkonsentrasi dan tidak fokus dalam belajar. Contoh lain ialah, karena kita malas.
Lagi-lagi apabila kasusnya seperti ini kita diharuskan memiliki komitmen untuk dapat memeranginya. Apabila kita terus-menerus menuruti rasa malas kita, yang terjadi adalah kemerosotan nilai akademik yang berujung apa ketidaknaikan kita di kelas. Memalukan bukan? Untuk itu, buanglah jauh-jauh malas dengan cara berkomitmen dalam diri. Sebenarnya, ada banyak faktor internal lain yang membuat kita tidak berkonsentrasi.
Ada yang karena terlalu memikirkan pacarnya, ada yang terlalu lama memikirkan temannya, dan ada yang karena terlalu lama melamun. Bahkan, ada teman penulis yang tertidur di kelas ketika jam pelajaran berlangsung hanya karena menonton bola hingga larut malam. Tentu tidak efektif bukan apabila kita belajar tanpa berkonsentrasi? Percuma saja apa yang kita perhatikan tidak teringat, apa yang kita dengar hanya masuk kuping kanan dan keluar kuping kiri. Jadi, apabila kita ingin berkonsentrasi dalam belajar, terlebih dahulu kita harus pintar dalam membagi waktu dan berkomitmen di dalam diri sendiri.
Yang kedua ialah faktor dari luar diri kita (eksternal). Contoh, ketika kita ingin belajar, lingkungan di sekitar kita tidak mendukung. Seperti, keluarga yang bermasalah, baru saja diputuskan pacar, terlalu sering berjejaring sosial, adanya gadget dirumah yang membuat kita betah bermain, dan lain sebagainya. Khusus untuk yang memiliki keluarga bermasalah, konsentrasi belajar mungkin dapat pulih kembali apabila masalah di dalam keluarga telah usai. Sedangkan yang terlalu lama berjejaring sosial dan adanya gadget di rumah dapat menahan diri untuk tidak bermain dengan cara lagi-lagi pintar dalam membagi waktu.
Belajar adalah sesuatu yang alamiah. Bahwasannya Tuhan memang telah menakdirkan makhluk-Nya untuk belajar. Manfaat dari belajar itu sendiri tentu sangat banyak, seperti yang sudah disebutkan di atas. Apabila kita telah merasakan akan manfaatnya, kita pun akan tersadar bahwa belajar bukan lagi sebagai suatu kewajiban, melainkan kebutuhan.
Hanya butuh beberapa hal untuk membuat keuntungan belajar menjadi maksimal, yaitu pintar membagi waktu, efektif, konsentrasi, dan yang paling utama ialah komitmen. Efektif atau tidaknya belajar ada di tangan kita sendiri. Ingin memiliki prestasi di sekolah atau tidak sama sekali. Semua itu tergantung komitmen kita. Untuk itu, mulai sekarang mari kita giatkan belajar dengan berkomitmen di dalam diri sendiri untuk meraih prestasi dan keberhasilan di kemudian hari.