Terima kasihku kuucapkan…
Pada guruku yang tulus…
Ilmu yang berguna selalu dilimpahkan…
Untuk bekalku nanti…
Kenal kan syair lagu di atas? Pastinya dong…. itulah selarik syair untuk guru kita tercinta. Ungkapan hati seorang anak didik terhadap gurunya. Orang yang telah mendidik kita, mengajarkan banyak hal, membimbing, memperhatikan, memotivasi, mengenalkan kita pada cara bergaul yang baik dengan orang lain, menyadarkan kita bahwa kita memiliki suatu potensi yang perlu dikembangkan, juga membuat kita semakin mengenal sisi lain dunia dan manusianya.
Mereka pahlawan kita. Tanpa tanda jasa. Mereka orang tua kita di sekolah. Mereka memberi tanpa berharap kembali. Mendedikasikan diri demi kemajuan dan kecerdasan anak-anak bangsa.
Sadar nggak friend kalau sekarang tuh berbeda banget penghargaan seorang siswa terhadap gurunya? Dulu, guru sangat dihormati, dihargai, disegani. Menatap mata guru pun gak ada yang berani. Saat guru lewat, siswa mengucap salam penuh penghargaan.
Nah, sekarang? Siswa dengan entengnya manggil guru pakai sebutan elu-gue. Asyik sendiri saat guru lagi jelasin di depan kelas. Ada juga yang ngerjain guru. Konyol sih. Tapi itu kan nggak sopan.
Jika dilihat dari perkembangan masyarakat sih (cie…) kelihatannya berbagai ada berbagai faktor penyebab. Bisa jadi moral pelajar kita yang merosot dan bisa jadi juga gurunya bermasalah. Loh kok? Maksudnya? Maksudnya…, mereka memang guru. Tapi hanya sekedar guru. Tidak memberikan teladan. Tidak mendidik dengan hati. Guru hanya sekedar profesi. Untuk mencari nafkah. Sekedar ladang mencari uang.
Lalu seperti apa guru yang baik itu?
Guru yang baik akan memberikan contoh pada siswanya. Ia tidak hanya berkata “sebaiknya kalian begini”, “harusnya kalian begini”. Tidak. Ia akan terlebih dahulu melakukannya. Banyak loh fakta menunjukkan kalau contoh lebih efektif dibandingkan seribu kata. Kalian tahu sendiri kan baginda Rasulullah? Beliau banyak memberikan teladan kepada ummatnya. Jadi segala sesuatunya beliau mulai dari diri sendiri.
Guru yang baik selalu memberi dengan keikhlasan. Ada atau pun tidak ada gaji dan honor, ia senantiasa mencurahkan seluruh perhatian dan membagi ilmu kepada anak didik tercinta. Tiada kata pelit ilmu. Ia pun akan sangat bangga saat anak didiknya lebih sukses (bukannya malah merasa dilampaui). Sebab itu merupakan tanda keberhasilannya.
Beribu kilometer (perumpamaan aja nih) rela ia tempuh tiap hari demi berbgai ilmu. Jalan becek, berlobang, hutan belantara, banyak binatang buas, naik turun gunung, semua bukanlah masalah yang menyurutkan tekad sang guru. Malah semakin bersemangat. cayyo!
Guru yang baik selalu peduli. Terkadang sebagai seorang siswa, kita merasa terlalu dipantau, dicampuri, direcoki, diawasi, diatur ini dan itu. Padahal sebenarnya guru melakukan itu demi melindungi kita, Friend. Namun kita malah merasa guru itu terlalu ikut campur. Ntar deh kalau udah sakit dan terbukti hanya guru itu dari sekian guru yang datang menjenguk, kita baru sadar betapa besarnya perhatian itu.
Guru yang baik selalu mendengar. Yang namanya guru memang harus didengar friend. Tapi ada loh guru yang juga mau mendengarkan. Bahkan ungkapan saran dan kritik dari siswanya selalu ia harapkan. Itulah guru yang baik. Ia tidak hanya ingin menjadi satu-satunya yang didengarkan di kelas, tapi ia senantiasa mendengarkan.
Guru yang baik selalu memotivasi. Seberapa pun seorang siswa tidak tepat menjawab pertanyaan, seorang guru akan selalu memberikan dorongan semangat. Ia tidak akan menjatuhkan mental siswanya sendiri dengan berkata “kamu memang bodoh”, “dasar kamu ini”, “selama ini kamu kemana saja? Tidak memperhatikan penjelasan saya?”, de el-el kata-kata kasar dan menyakitkan. Ia akan berusaha terus memperbaiki keadaan. Membimbingnya, dan menuntunnya penuh keikhlasan.
Guru yang baik akan bersikap adil. Meskipun terkadang seorang guru terlihat lebih memperhatikan siswa yang cerdas, namun secara umum ia bersikap dan memperlakukan semua siswa secara adil. Tidak membeda-bedakan sikap sebab seluruh siswa adalah anaknya di sekolah. Semoga suatu saat kita dapat menjadi guru yang baik. Aamiin